Cilegon

Jangan Abaikan Batuk Kronis, Kenali Gejala dan Cara Menanganinya

15
×

Jangan Abaikan Batuk Kronis, Kenali Gejala dan Cara Menanganinya

Sebarkan artikel ini
Jangan abaikan batuk kronis, kenali risiko penyakit paru obstruktif kronis dan cara penanganannya.

VISIBANTEN.COM, SERANG — Batuk kronis yang tak kunjung sembuh seringkali dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal, kondisi ini bisa menjadi salah satu tanda dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), penyakit serius yang menyerang sistem pernapasan dan dapat mengancam kualitas hidup penderitanya.

PPOK adalah peradangan kronis pada saluran pernapasan yang menyebabkan hambatan aliran udara dari paru-paru. Penyakit ini berkembang secara perlahan dan sering tidak disadari hingga kondisinya sudah parah.

Bagaimana PPOK Terjadi? Menurut dr. Adhika Rahman, Sp.P, Dokter Spesialis Paru dari Bethsaida Hospital Serang, PPOK bukanlah penyakit yang muncul tiba-tiba. Ini merupakan hasil kerusakan paru jangka panjang akibat paparan zat berbahaya seperti asap rokok, polusi udara, atau bahan kimia di lingkungan kerja.

“Proses ini bersifat kumulatif sehingga dampaknya baru terasa bertahun-tahun setelah paparan pertama,” paparnya.

Ia menjelaskan beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan PPOK meliputi kebiasaan merokok, baik aktif maupun pasif, paparan polusi udara atau bahan kimia di tempat kerja, infeksi saluran pernapasan berulang sejak kecil, serta faktor genetik seperti defisiensi enzim Alpha-1 Antitrypsin.

Menurutnya, gejala PPOK sering kali tidak disadari pada tahap awal, tetapi dapat berkembang menjadi lebih serius. Gejala tersebut meliputi batuk kronis disertai lendir (dahak), sesak napas yang semakin memburuk terutama saat beraktivitas, bunyi mengi saat bernapas, rasa berat di dada, dan sering mengalami infeksi pernapasan seperti bronkitis.

“Jangan abaikan batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu, terutama jika disertai sesak napas atau dahak berlebihan,” tegas dr. Adhika.

Bagaimana Cara Mendiagnosis dan Menangani PPOK

Dijawab dr. Andhika, bahwa diagnosis PPOK biasanya dilakukan melalui tes spirometri untuk mengukur fungsi paru, rontgen dada untuk melihat kondisi paru-paru, dan analisis gas darah untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah.

Dijelaskan, penanganan PPOK melibatkan pendekatan holistik yang mencakup perubahan gaya hidup, pengobatan, dan terapi khusus.

Di Klinik Paru Bethsaida Hospital Serang, pasien PPOK dapat memperoleh layanan seperti pemeriksaan dan diagnosis, terapi farmakologis menggunakan bronkodilator dan kortikosteroid, rehabilitasi paru melalui latihan pernapasan untuk meningkatkan kapasitas paru-paru, serta oksigen terapi bagi pasien dengan PPOK berat.

“PPOK tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan penanganan yang tepat, pasien bisa tetap produktif dan menjalani hidup berkualitas,” tambah dr. Andhika.

Pencegahan PPOK dapat dilakukan dengan berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok, menggunakan masker pelindung di area dengan polusi tinggi, menjaga kebersihan lingkungan untuk mengurangi risiko infeksi, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat merokok atau bekerja di lingkungan dengan paparan bahan berbahaya.

“Dengan mengenali gejala dan melakukan pencegahan dini, Anda dapat melindungi diri dari risiko PPOK dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik,” sebutnya.

Klinik Paru dengan Fasilitas Lengkap

Bethsaida Hospital Serang memiliki Klinik Paru dengan fasilitas modern, termasuk alat diagnostik terkini seperti spirometri dan layanan radiologi canggih.

“Dengan banyaknya industri di Serang, Cilegon, dan sekitarnya, kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi pasien dengan gangguan pernapasan, khususnya PPOK,” tambah Direktur Bethsaida Hospital Serang dr. Tirta Mulya.