“Kolam ini menjadi tempat ‘parkir’ air sementara, karena air dari permukiman sekitar tidak bisa langsung dibuang ke sungai,” jelas Iwan.
Dia menjelaskan. margin antara kolam dan pembuangan mencapai 600 meter, sehingga pelaksanaan proyek ini menuntut dukungan penuh dan koordinasi yang baik dari berbagai pihak terkait guna memastikan kelancaran dan keberhasilan pembangunan.
“Jarak dari kolam ke saluran pembuangan sekitar 600 meter, dan ini tentu memerlukan dukungan dari semua pihak,” tukasnya.
Bacaan Lainnya:
Lebih lanjut, pihaknya juga akan menggandeng pemilik lahan, pengembang, serta pemerintah desa dan kecamatan untuk membuka jalur air menuju saluran pembuangan secara kolektif.
“Harapan kami kepada masyarakat, banjir memang tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tapi setidaknya durasi dan ketinggian genangannya bisa dikurangi,” tambah Iwan.
Meski tidak sepenuhnya menghilangkan banjir, ungkap Iwan lebih lanjut, kolam retensi ini diharapkan dapat mempercepat surutnya genangan serta menurunkan ketinggian air yang tergenang.
