Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wujud perpaduan antara nilai-nilai kebersamaan, budaya, dan religiusitas.
Lebih lanjut, Sachrudin berharap kegiatan ini dapat mempererat persatuan di tengah masyarakat, serta menjadi medium untuk membangun budaya religius yang kuat di Kota Tangerang.
“Semoga ini menjadi sentuhan budaya religius yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat dalam membangun kota,” tambahnya.
Bacaan Lainnya:
Pada kesempatan tersebut, Sachrudin juga memperkenalkan Batik Tetengger sebagai ikon baru kebudayaan lokal, hasil kreasi para budayawan Kota Tangerang.
Melalui penggunaan sarung batik ini, masyarakat sekaligus diajak mengenal lebih jauh sejarah dan identitas budaya daerahnya.
“Melalui simbol batik dan sarung ini, kita mengenalkan sejarah Kota Tangerang,” ujarnya.
Berbagai elemen masyarakat turut ambil bagian dalam kegiatan ini, mulai dari warga, pelajar, komunitas, organisasi keagamaan, hingga keluarga.